ISRAEL SERANG GAZA: Relawan Indonesia Diminta Urungkan Kedatangan
Pengunjuk rasa
berdemonstrasi di depan Kedubes Israel di Washington (11/7/2014)
menuntut penghentian serangan udara ke wilayah Gaza.
KAIRO -- Kondisi Jalur Gaza yang kian bergolak membuat situasi wilayah itu makin tak aman untuk dikunjungi.
Duta
Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi mengimbau semua relawan dari
Indonesia untuk sementara mengurungkan niat ke Jalur Gaza akibat kondisi
keamanan dan sulitnya izin masuk ke wilayah bergolak itu.
"Para
relawan Indonesia hendaknya tidak berkunjung ke Gaza dalam kondisi saat
ini," kata Dubes Nurfaizi di Kairo, Jumat (11/7/2014).
Menurut
Dubes Nurfaizi, dalam kondisi saat ini pintu perbatasan Rafah, yang
menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza, ditutup oleh Badan Sandi Negara
Mesir (General Intelligence Service/GIS), dan tidak ada warga yang
diizinkan masuk ke Gaza.
Untuk masuk ke Gaza, kata Dubes Nurfaizi,
harus memperoleh izin khusus dari Kementerian Luar Negeri Mesir, dan
surat izin tersebut melalui proses yang cukup lama memakan waktu lebih
dari sebulan.
Pemerintah Mesir mengizinkan keluar dari Gaza hanya
bagi korban luka-luka akibat serangan penjajah Zionis Israel untuk
menjalani pengobatan di berbagai rumah sakit di Mesir.
Pemerintah
Mesir juga mengawasi arus masuk ke arah Gaza seiring dengan diberlakukan
sekitar 10 titik pemeriksaan ketat oleh militer Israel, papar Dubes.
Oleh
karena itu, katanya, bantuan yang akan diberikan sebaiknya disalurkan
melalui Bulan Sabit Mesir atau Dubes Palestina di Jakarta.
Dubes
menekankan bahwa kondisi kian memburuk karena pasukan zionis Israel
terus melancarkan penyerangan terhadap rakyat Palestina di Gaza hingga
kini.
Setiap orang yang akan memasuki Gaza pasti akan melalui pintu perbatasan Rafah yang dijaga ketat oleh pasukan militer Mesir.
Meskipun
Jalur Gaza merupakan wilayah berbatasan dengan Mesir, namun kantong
Palestina itu merupakan daerah akreditasi KBRI Amman, Yordania.
"Kendati
Jalur Gaza merupakan daerah akreditasi KBRI Amman, KBRI Kairo
senantiasa berkewajiban memantau perkembangan di Gaza, terutama warga
negara Indonesia (WNI) yang berada di sana," katanya.
Sebelumnya,
delegasi DPR-RI saat berkunjung ke Gaza pada akhir 2012, sempat berjanji
akan mengupayakan agar Jalur Gaza dimasukkan dalam akreditasi KBRI
Kairo, dan KBRI Amman membawahi Tepi Barat Palestina, namun hingga kini
belum ada tanggapan dari pemerintah.
Saat ini terdapat 21 WNI di Gaza, 19 WNI di antaranya adalah para relawan MER-C yang sedang membangun rumah sakit di Kota Gaza.
Semua WNI tersebut saat ini dalam kondisi aman, demikian Dubes Nurfaizi.
copy: link