Home » » Berita Kota Subulussalam Tanggal 26 November 2012. Terbaru

Berita Kota Subulussalam Tanggal 26 November 2012. Terbaru

Written By Ikatan Pelajar Mahasiswa Sultan Daulat on Saturday, December 01, 2012 | Saturday, December 01, 2012

 Pilar Belanda Tinggal Serpihan
 
 
261112_8.jpg
 
 SERAMBI/KHALIDIN
Warga memperhatikan lubang bekas pondasi Pilar Beton Belanda yang yang tertanam di lahan kebun asam dan pinang, Desa Pasar Runding, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam, Minggu (25/11).
 
 
* Lubang Bertabur di ‘Lahan Emas’

SUBULUSSALAM – Beton pilar (patok) yang diduga sebagai penanda lokasi timbunan emas peninggalan Belanda di areal kebun asam dan pinang milik Kalam (36) di Desa Pasar Runding, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam hancur akibat digali dan dirusak oleh orang-orang yang diyakini memburu logam mulia tersebut. Selain merusak pilar sehingga menyisakan sedikit serpihan, juga ditemukan sembilan titik galian dalam kawasan seluas lebih kurang 50x50 meter.

Pada Minggu (25/11), Serambi turun langsung ke kebun milik Kalam di Desa Pasar Runding, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam berjarak sekitar 18 kilometer barat Kota Subulussalam. Kawasan itu dihebohkan temuan pilar yang diduga sebagai penanda timbunan emas peninggalan Belanda.

Untuk mencapai lokasi itu harus melintas jalanan licin dan becek. Kendaraan bermotor hanya bisa mencapai bekas lokasi perumahan transmigrasi, kemudian dilanjutkan jalan kaki sejauh lebih kurang 700 meter mengarungi rawa dan lumpur. Jika salah-salah, bisa terperosok sebatas dada orang dewasa. Belum lagi ancaman binatang melata seperti ular. Dalam perjalanan ke lokasi, Serambi berpapasan dengan beberapa orang yang mengaku ingin melihat lokasi patok emas yang dihebohkan itu.

 Tinggal serpihan
Di lokasi yang dituju, Serambi bertemu empat warga, salah satunya Kalam, pemilik lahan. Awalnya, warga agak tertutup memberikan informasi namun setelah didesak akhirnya membeberkan berbagai perkembangan terkait heboh lahan emas dimaksud.

Pemilik lahan maupun warga lainnya mengaku belum menemukan emas di areal itu, kecuali mendapati pilar sudah hancur yang dipastikan ada warga lainnya yang merusak karena mengira timbunan emas berada di bawah atau di dalam pilar itu sendiri. “Saya mendapati pilar sudah hancur. Hanya tersisa bekas galian dan sedikit serpihan beton. Juga ada galian di beberapa titik,” kata Kalam. Mengamati fakta di lokasi, diduga pilar itu dihancurkan dalam seminggu terakhir. Tanah bekas galian berwarna kuning tanpa bebatuan.

Jika sebelumnya ada kabar yang menyebut lokasi itu sudah di-police line, ternyata tak ditemukan garis polisi tersebut. Yang terlihat hanya seutas tali yang tampaknya baru dipasang untuk meluruskan pagar.

Kalam didampingi Imum Mukim Binanga, Ali Basa yang berada di lokasi bersama warga lainnya mengaku sedang membuat pagar sebagai upaya agar tidak ada pengrusakan. Pembuatan pagar itu sendiri atas perintah Camat Runding, Abdul Malik. Pasalnya, setelah merebak kabar penemuan patok Belanda berisi tulisan tentang emas, warga diduga mendatangi lokasi melakukan penggalian dengan kedalaman mencapai 1,5 meter.

Di lokasi tidak bisa lagi ditemukan fisik pilar secara utuh kecuali kepingan-kepingan beton. Pasalnya, pelaku pengrusakan diduga ikut membawa sebagian kepingan beton. “Gak taulah, karena entah siapa saja yang sudah datang kemari, mungkin sudah ratusan orang yang kemari. Sebagian mereka menggali tanah ini bahkan batu itu juga dipecahkan,” ujar Kalam.

Seperti diberitakan, warga Kota Subulussalam sejak beberapa hari terakhir dihebohkan temuan patok yang diyakini penanda lokasi penimbunan emas peninggalan Belanda di salah satu kebun milik warga di Kecamatan Runding. Pihak Dinas Pertambangan energi dan Sumber Daya Mineral (Distamben & SDM) Subulussalam berjanji segera melakukan penelitian ke lokasi.(kh)

Setelah Data Pilar Dibaca di Terminal

KALAM, sang pemilik lahan yang dihebohkan sebagai lokasi timbunan emas di kawasan Kecamatan Runding, Subulussalam, sehari-hari bekerja sebagai petani. Kalam yang berasal dari Desa Tanah Tumbuh, Kecamatan Runding membantah lahan yang digarapnya merupakan areal transmigrasi. Dia juga membantah informasi yang menyebutkan telah menjual lahan itu seharga Rp 45 juta.

Kalam mengaku menggarap lahan itu menjadi kebun pada 2003 yang sebelumnya merupakan bekas lokasi pengambilan kayu. Awalnya, Kalam menanam cabai dan hasilnya pernah mencapai Rp 30 jutaan. Namun setelah tiga kali panen, pertumbuhan cabai tidak sempurna lagi. Lalu, Kalam mengganti dengan tanaman keras. “Pertumbuhannya juga tidak sempurna,” kata Kalam.

Pada 2008, kata Kalam, salah satu pohon asam miliknya tumbang. Setelah diperiksa ternyata akar tanaman itu mentok pada beton berukuran sekitar 80x150 centimeter. Pada mulanya Kalam mengira beton itu batu nisan dari kuburan lama. “Apalagi di beton itu ada tulisan yang saya kira data kematian orang yang dikubur. Sehingga untuk sekian lama, saya abaikan saja hal itu,” ujar Kalam.

Sekitar dua bulan lalu muncul rasa penasaran di pikiran Kalam terhadap beton di bawah pohon asam yang tumbang di kebunnya. Kalam kembali menggali dan mencatat isi tulisan yang terpahat di beton pada selembar kertas. Catatan itu dia perlihatkan ke orang-orang di Terminal Terpadu Subulussalam. Beberapa warga berusaha menerjemahkan bahasa asing itu hingga akhirnya disimpulkan kalau di sana ada emas.

Diduga sejak saat itulah kabar keberadaan emas di kebun Kalam merebak. Maka, secara diam-diam banyak warga yang datang dan melakukan penggalian, bahkan menghancurkan pilar. (kh)

Kapolres: Kalam Mengaku Ikut Merusak

SUBULUSSALAM - Terkait heboh laporan adanya kandungan emas di lahan kebun milik Kalam (36), di Desa Pasar Runding, Kecamatan Runding, pihak kepolisian terus melakukan pengamanan dan berusaha meredam berbagai informasi yang bisa menyesatkan masyarakat. “Kami juga sudah memintai keterangan Kalam,” kata Kapolres Aceh Singkil AKBP Bambang Syafrianto SIK yang dikonfirmasi Serambi melalui Kapolsek Runding, Iptu Dodi.

Pasca-gegernya kabar temuan lokasi pilar Belanda di kebun milik Kalam, sejumlah petugas Polsek Runding diturunkan ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Ternyata di lokasi tidak ditemukan fisik pilar kecuali sejumlah galian berbentuk sumur berkedalaman hingga 1,5 meter.

Polisi sudah memintai keterangan Kalam. Kalam mengakui sebelumnya pilar tersebut memang ada di kebunnya, namun sekarang sudah hancur. “Dia sendiri mengaku yang merusak pertama sekali pilar itu karena mengira di situ lokasi penimbunan emas. Selanjutnya ada juga warga lain yang penasaran sehingga melakukan penggalian, bahkan ikut membawa serpihan-serpihan beton pilar,” kata Iptu Dodi mengutip pengakuan Kalam.(kh)

Editor : bakri

 
 
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

Berikan Komentar Anda, Karena Komentar Anda Sangat Kami Harapkan