Home » » Berita Kota Subulussalam Tanggal 26 November 2012. Terbaru

Berita Kota Subulussalam Tanggal 26 November 2012. Terbaru

Written By Ikatan Pelajar Mahasiswa Sultan Daulat on Saturday, December 01, 2012 | Saturday, December 01, 2012

 Massa Amuk Ketua PA
 
 
 
* Terjadi di Subulussalam
* Abang Kandung Korban tak Terima    


SUBULUSSALAM - Ketua Partai Aceh (PA) Wilayah Kota Subulussalam, Ridwan Husein kritis dihajar massa, Minggu (25/11) sekitar pukul 14.00 WIB. Insiden itu diduga sebagai balasan karena pada Sabtu (24/11) malam Ridwan Husein disebut-sebut menganiaya seorang warga bernama Azhari Tinambunan alias Buyung Bahagia (45). Abang kandung korban, Bakhtiar HS memastikan aksi itu bukan dilakukan massa tetapi salah satu organisasi kepemudaan yang mengarah pada tindakan premanisme dan arogansi.

Pengeroyokan terhadap Ridwan Husein terjadi di gang yang tak jauh dari rumahnya, tepatnya dekat kompleks bekas gedung Universitas Abulyatama, Jalan KH Dewantara atau Siti Ambia, Kota Subulussalam berjarak sekitar 300 meter dari Mapolsek Simpang Kiri.

Akibat penganiayaan itu, Ridwan harus dirawat intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Penanggalan, Kota Subulussalam. Ridwan yang kerap disapa Iwan dikabarkan mengalami luka serius pada bagian kepala hingga sempat pingsan. “Kepalanya yang parah, hampir pecah di bagian belakang,” kata Nunun, adik perempuan Iwan kepada Serambi.

Aksi penganiayaan terhadap Iwan diduga sebagai bentuk pembalasan karena pada Sabtu (24/11) malam sekitar pukul 21.00 WIB, Iwan disebut-sebut menganiaya seorang warga bernama Azhari Tinambunan alias Buyung Bahagia (45).

Istri Ridwan Husein, Emi yang mendampingi suaminya saat dirawat di Puskesmas Penanggalan terlihat syok namun ibu dua anak ini bersedia menjawab beberapa pertanyaan Serambi.

Menurut Emi, pada malam sebelum terjadinya pengeroyokan itu, dia bersama dua anaknya sempat diteror oleh orang tak dikenal. Teror berupa pintu rumah digedor dan ditendang hingga lampu dimatikan. “Saya dan anak-anak sangat ketakutan. Saya tak tahu kenapa kami diteror,” ujar Emi yang mengaku tak tahu menahu urusan suaminya di luar. “Saya sehari-hari sibuk mengurus rumah dan anak-anak,” lanjutnya.

Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, suaminya pulang ke rumah. Selanjutnya, pada Minggu siang Iwan menuju ke Mapolsek Simpang Kiri. Namun dalam perjalanan, terjadilah insiden pengeroyokan oleh massa pemuda.

“Suami saya dihajar hingga babak belur. Saya tidak terima, kalau memang suami saya salah, kan ada hukum kenapa tidak diserahkan ke polisi. Malamnya juga kami sudah diteror, saya dan anak-anak tidak bisa tidur. Selanjutnya suami saya dikeroyok. Saya minta polisi mengusut tuntas,” tambah Ny Emi.

Secara terpisah, Bakhtiar HS yang merupakan abang kandung Ridwan Husein juga menyatakan tidak terima dengan perlakukan pengeroyokan yang menimpa adiknya. Menurut Bakhtiar, yang melakukan pengeroyokan bukan massa tetapi salah satu organisasi kepemudaan di Subulussalam. “Aksi tersebut sudah mengarah pada tindakan premanisme atau arogansi sehingga tidak boleh dibiarkan,” tandas Bakhtiar.

Bakhtiar sendiri menyatakan tidak sepenuhnya membenarkan tindakan adiknya sebagai ketua partai politik. “Saya bukan membenarkan si Iwan tapi jangan begini caranya. Apalagi pengeroyokan ini dilakukan oleh organisasi, bukan massa,” kata Bakhtiar, kader PDI-P yang kini duduk sebagai anggota DPRK Subulussalam. Bakhtiar mengaku sering menasehati adiknya agar tidak semberono dalam menjalankan partai supaya rakyat tetap simpatik.(kh)

Massa bukan Marah pada PA atau KPA

SAYA korban pemukulan Iwan cs pada Sabtu malam sekitar pukul 21.00 WIB di Jalan Teuku Umar persisnya di sekitar Swalayan Habsah. Saya yang sedang melintas dicegat oleh pelaku yang berjumlah sekitar tujuh orang mengendarai mobil Carry BK 1436 QN yang kini diamankan di Mapolsek Simpang Kiri. Waktu itu saya melakukan perlawanan dan beberapa saat kemudian warga sekitar datang melerai sehingga pelaku melarikan diri.

Saya dipukul pakai martil oleh Iwan. Rekannya juga memukul dari belakang pakai kayu broti, mereka banyak, ada tujuh orang tapi yang saya kenal hanya si Iwan. Saya sudah laporkan kasus itu ke polisi.

Insiden yang menimpa saya berawal saat kami hendak mendamaikan perselisihan antara sesama anggota PA di sebuah warung di Gang Aman. Tiba-tiba, saya dan rekan-rekan diserang oleh kelompok Iwan cs. Seorang rekan saya bernama Udin nyaris ditikam. Untung saja yang membawa belati itu terjatuh, kalau tidak tembuslah tubuh si Udin.

Amuk massa pada Minggu siang tidak terbendung. Namun yang perlu saya pertegas adalah, massa bukan marah pada PA atau KPA melainkan kepada oknum pengurusnya. Kami tidak pernah alergi pada PA dan KPA termasuk etnis tertentu. Insiden yang terjadi merupakan masalah pribadi antara kami dengan oknum pengurus PA.
* Azhari Tinambunan alias Buyung Bahagia, Tokoh Pemuda Subulussalam. (kh)

“Saya tak Menganiaya Buyung”

SUBULUSSALAM - Ketua PA Wilayah Subulussalam, Ridwan Husein (Iwan) yang dikonfirmasi Serambi sekitar pukul 20.30 WIB, Minggu (25/11) membantah tudingan bahwa dia menganiaya Azhari Tinambunan alias Buyung Bahagia. Justru sebaliknya, menurut Iwan, dia yang nyaris dianiaya pada malam sebelumnya.

Menurut Iwan, kasus tersebut terjadi sebelumnya di Gang Aman ketika dia bersama sejumlah rekannya di PA berusaha menyelesaikan permasalahan yang menyudutkan partai mereka. Iwan mengatakan, ada upaya pembusukan dilakukan terhadap PA sehingga berusaha diselesaikan secara internal. Namun, kata Iwan, anggota PA diserang sehingga salah seorang dari mereka terluka.

Iwan juga membantah kalau dia ikut dalam mobil Carry saat terjadi insiden perkelahian dengan Buyung Azhari. Pasalnya, ketika itu Iwan mengaku mengendarai sepeda motor Honda Scopy dan sempat dipegang lehernya. Iwan juga menampik tudingan kalau dia memukul bibir Buyung dengan martil. “Makanya saya sebenarnya mau ke Mapolsek mengklarifikasi persoalan sebenarnya. Saya tidak termasuk dalam mobil Carry, saya juga tidak pernah bawa martil apalagi memukul si Buyung. Soal parang ada di mobil itu benar, karena kami selama beberapa hari terakhir ini diteror, jadi buat jaga-jaga,” papar Iwan yang membenarkan saat dikeroyok memang membawa pisau.

Menurut Iwan massa pemuda yang mengerumuninya mencapai 50-60 orang namun yang memukuli dirinya sekitar lima atau tujuh orang. Iwan mengaku sempat mendengar kata-kata kalau dia akan dihabisi. Saat itu, Iwan meminta agar dia jangan dihabisi di depan publik karena takut anaknya yang masih kecil trauma. Iwan dipukuli dan dimasukan dalam parit. “Beruntung, saya diselamatkan oleh Sahidin Berampu alias Jambang, mantan Kasatpol PP dan WH Kota Subulussalam,” ujar Iwan.

Tuha Peut PA Subulussalam, Teungku Darkasyi yang dihubungi Serambi mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada proses hukum. Darkasyi enggan berkomentar karena dia tidak ingin persoalan itu semakin meruncing. Begitu juga dengan berbagai isu miring yang diarahkan kepada Ketua PA Subulussalam, Darkasyi enggan menanggapi.

Darkasyi mengimbau pihak PA maupun masyarakat saling menahan diri karena apa yang terjadi bukan merupakan masalah kepartaian tapi lebih pada persoalan pribadi. “Jadi, kalau kami berbicara banyak nanti akan bertambah runcing, lebih baik saling menahan diri, biarlah masalah ini ditangani pihak kepolisian,” ujar Darkasyi. (kh)

Polisi akan Proses

SUBULUSSALAM - Kapolres Aceh Singkil, AKBP Bambang Syafrianto SIK didampingi Kapolsek Penanggalan, Iptu Hadidin Desky menyatakan, pihaknya akan memproses sesuai hukum kasus pemukulan yang melibatkan Iwan cs dan Buyung Azhari.

“Yang jelas ada kasus pemukulan. Masalah dia dari lembaga mana atau bagaiamana saya tidak tahu, yang penting kami proses karena ada warga yang melaporkan dipukul,” kata AKBP Bambang menjawab Serambi, Minggu (25/11).

Menurut Kapolres Singkil, hingga pukul 23.00 WIB, Sabtu (24/11), baru dua korban yang melapor ke polisi yakni Junedi alias Nyak (korban pengancaman) dan Buyung Azhari alias Buyung Bahagia yang menjadi korban pemukulan.

Menurut Kapolres Aceh Singkil melalui Kasat Reskrim AKP Ibrahim SH, pada Sabtu (24/11) malam, Iwan Husein melakukan pemukulan terhadap Buyung. Siang harinya, Minggu (25/11) korban bersama sejumlah warga menangkap Iwan, lalu diserahkan ke Polsek Simpang Kiri.

Menurut Ibrahim, massa diduga sempat melakukan kekerasan fisik terhadap Iwan hingga menimbulkan bekas lebam di wajahnya. Keluarga Iwan sempat datang meminta korban dibawa ke Banda Aceh untuk visum. Namun pihaknya menolak, karena sudah ditangani polisi. “Iwan kami bawa visum ke Rumah Sakit Umum di Gunung Lagan,” kata Ibrahim. Polisi belum mengetahui motif Iwan melakukan pemukulan terhadap Buyung karena masih melakukan pemeriksaan.(kh)

Editor : bakri
 
 
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

Berikan Komentar Anda, Karena Komentar Anda Sangat Kami Harapkan