KWALITAS BANGUNAN SANGAT DIRAGUKAN DI KOTA SUBULUSSALAM
Subulussalam. Onlinenews
Kota
Subulusalam adalah daerah yang sangat rawan dengan imbas “Gempa” yang sering
terjadi di Kabupaten Simelue dan Aceh Singkil. Melihat hal ini
bangunan-bangunan yang dibangun di Kota Subulusalam perlu disesuaikan dengan
“TEKNIK” yang memang benar-benar memeiliki “Konstruksi” yang disesuaikan dengan
daerah ini agar seluruh bnaugnan yagn dibangun ada jaminan dari serangna
“Gempa”. Kota Subulusalam saat ini tengah giat-giatnya berpacu dalam
pembangunan, akan tetapi dalam hal ini perlu pengawasan “Teknik” yang handal,
dna pengerjaan bangunan yang memang benar sesuai kondisi kemajuan Kota
Subulusalam, tak bisa dibendung dari segala bidang, akan tetapi pihak-pihak
terkait jangan terbuai, dan sehingga lalai dalam pengawasan terlebih dalam
pelaksanaan.
Di Kota
Subulussalam di tahun 2012 ini, ada 8 Kantor yang dibangun dalam hal ini
pembangunan tahap demi tahap telah nampak berdiri, sehingga program Walikota
dalam menata perkantoran telah mulai terbukti. Akan tetapi persoalan “Teknik”
bukan persoalan mudah dalam persoalan ini pihak dinas terkait harus jeli dan
hati-hati, sehingga mutu bangunan mendapat jaminan dari segala ancaman,
terlebih di Kota Subulussalam, ancaman Gempa sangat dikhawatirkan.
Seperti
Pembangunan “Kantor Dinas Pertanian” dan kantor-kantor lain di komplek kantor
Walikota Subulussalam yang baru, dikhawatirkan “Mutunya” karena melihat
pekerjaannya terlalu banyak “Ring Slop Gantung” yang dibangun diatas tanah
langsung, tanpa mengorek sedikitpun sebagai akar.
Menurut ketua
komisi C DPRK Subulussalam Supriadi Boang Manalu, baru sekali ini melihat
kontruksi seperti ini, yang langsung “Slop” bangunan di atas tanah tanpa
kroekan sebagai pondasi.
Ketua komisi C
Supriadi BM ketika turun bersama Kadis PU Anasri, ST beserta beberapa orang
wartawan menanya kepada pengawas konsultan dan pengawas dari PU, apakah
bangunan seperti ini telah sesuai dengan gambar? Pengawas dari konsultan
menjawab sudah sesuai dengan gambar, karena beban bangunan bukan tertumpu pada
“Slop”, tapi tertumpu pada titik-titik tertentu pada bangunan, seperti pada
titik pondasi yang telah dilengkapi besi tikar (1 x 1 meter) dan kedalaman 1
meter, dan hal ini sering disebut “tapak pondasi”.
Ketika
wartawan media ini meminta gambar, Kadis dan Pengawas tak memberi / menunjukkan
gambar.
Jadi dalam
koreksi yang dilakukan oleh Komisi C dan Kadis PU tanpa dapat menunjukkan
gambar bangunan tersebut, artinya walau ada selisih pandangan dalam hal ini,
hanya kata dan kata pertanyaan tanpa didasari dengan gambar / Rab bangunan
tersebut, “aneh”.
Apakah gambar
itu rahasia, sehingga pihak PU dan konsultan enggan menunjukkannya??
Melihat hal
ini, seolah-olah Kadis PU dan konsultan tak tau UU no. 14 tahun 2008 tentang
“Keterbukaan informasi publik”, dan masalah gambar bukanlah rahasia Negara, dan
hal ini adalah perl diinformasikan kepada publik atau bagi siapa yang
membutuhkannya. Dalam tidak mau menunjukkan gambar bangunan kepada pemohon adalah
salah fatal, akibatnya menimbulkan asumsi-asumsi ditengah masyarakat,
seolah-olah ada permainan dengan pihak “Kontraktor, karena dengan tidak
mengorek pondasi diatas “Ring Slop”, hal ini jelas-jelas mengurangi “Volumen”
pondasi bangunan.
Kalau ada hati
yang jujur dan menginginkan kwalitas bangunan yagn kuat, tentu, pasirnya pun
harus yang bagus dan adukan semen / corannya pun harus sesuai dengan konstruksi
dan jangan sedikitpun dikurangi. SARAN