RSIA Subulussalam belum Mampu Tangani Pasien Melahirkan
=================================================================
SUBULUSSALAM
- Meski telah diresmikan tujuh bulan lalu, Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Kota Subulussalam belum mampu memberikan pelayanan bagi ibu
melahirkan. Seorang pasien melahirkan terpaksa dirujuk ke Sidikalang,
Sumatera Utara lantaran tidak dapat dilayani di RSIA Kota Subulussalam.
“Yang membuat kami kecewa karena awalnya pihak rumah sakit bilang mampu
dilayani tau-taunya juga harus dirujuk,” kata Rahmin Bancin, orang tua
pasien kepada Serambi, Senin (27/2) kemarin.
Rahmin menerangkan, pagi sekitar pukul 09.00 dia membawa anak perempuannya bernama Yanti (25) ke RSIA Subulusalam untuk menjalani proses persalinan perdananya. Saat di rumah sakit, Rahmin mengaku sempat menanyakan kepada petugas medis apakah mampu melayani pasien tersebut dan jika tidak akan dibawa ke Rimo atau Sidikalang. Saat itu, kata Rahmin, pihak RSIA mengaku bisa dilayani karena peralatan sudah lengkap termasuk petugas medis.
“Yang kami kecewanya karena paginya kami tanyakan apakah mampu dilayani dan mereka bilang bisa, taunya pas siangnya malah hendak dirujuk ke Rumah Sakit Aceh Singkil di Rimo, saya akhirnya tidak mau dan memilih rujuk ke Sidikalang saja biar tidak ada lagi dua kali rujuk,” kata Rahmin.
Menurut Rahmin, dia menolak anaknya dirujuk ke Rimo, Aceh Singkil lantaran dikhatirkan sesampai di sana kembali disarankan di rujuk ke Medan, Sumatera Utara. Pasalnya, kondisi pasien saat itu sangat melemah sehingga dikhatirkan tidak mampu jika harus bolak-balik di rujuk. Di RSIA Subulussalam, lanjut Rahmin nyaris tidak ada pelayanan medis kecuali sebatas infus, suntik dan oksigen. Rahmin mengatakan, karena meminta dirujuk ke Sidikalang, akhirnya harus menanggung segala biaya seperti sewa Ambulance sebesar Rp 350.000. Bahkan Rahmin mengaku terpaksa memakai mobil Ambulance Puskesmas Simpang Kiri lantaran Ambulance milik RSIA tidak ada minyak.
Menanggapi hal itu, Plh. Direktur RSIA Subulussalam, dr Azman yang dikonfirmasi Serambi mengatakan, dalam melayani pasien pihaknya terlebih dahulu melakukan observasi setelah dilihat perkembangan tidak dapat dilayani maka harus dirujuk. Sebab, sejauh ini belum ada kerjasama dengan dokter spesialis di RSIA Subulussalam. Sehingga segala sesuatu pelayanan yang tidak dapat ditangani oleh dokter umum maka harus dirujuk. Pelayanan yang ada saat ini kata Azman baru dasar. Saat ini, Azman mengaku sedang melakukan pembenahan-pembenahan dan jika sudah selesai maka akan dilakukan kerjasama dengan spesialis.
“Jadi soal pasien melahirkan tadi tidak lagi batasan dokter umum yang melakukan tindakan itu, demi keselamatan pasien harus dirujuk,” terang Azman seraya membantah mobil ambulance tidak ada. Namun yang terjadi karena pihak keluarga meminta dirujuk ke Sidikalang padahal RSIA belum bisa merujuk langsung ke sana kecuali ke Singkil. (kh)
Rahmin menerangkan, pagi sekitar pukul 09.00 dia membawa anak perempuannya bernama Yanti (25) ke RSIA Subulusalam untuk menjalani proses persalinan perdananya. Saat di rumah sakit, Rahmin mengaku sempat menanyakan kepada petugas medis apakah mampu melayani pasien tersebut dan jika tidak akan dibawa ke Rimo atau Sidikalang. Saat itu, kata Rahmin, pihak RSIA mengaku bisa dilayani karena peralatan sudah lengkap termasuk petugas medis.
“Yang kami kecewanya karena paginya kami tanyakan apakah mampu dilayani dan mereka bilang bisa, taunya pas siangnya malah hendak dirujuk ke Rumah Sakit Aceh Singkil di Rimo, saya akhirnya tidak mau dan memilih rujuk ke Sidikalang saja biar tidak ada lagi dua kali rujuk,” kata Rahmin.
Menurut Rahmin, dia menolak anaknya dirujuk ke Rimo, Aceh Singkil lantaran dikhatirkan sesampai di sana kembali disarankan di rujuk ke Medan, Sumatera Utara. Pasalnya, kondisi pasien saat itu sangat melemah sehingga dikhatirkan tidak mampu jika harus bolak-balik di rujuk. Di RSIA Subulussalam, lanjut Rahmin nyaris tidak ada pelayanan medis kecuali sebatas infus, suntik dan oksigen. Rahmin mengatakan, karena meminta dirujuk ke Sidikalang, akhirnya harus menanggung segala biaya seperti sewa Ambulance sebesar Rp 350.000. Bahkan Rahmin mengaku terpaksa memakai mobil Ambulance Puskesmas Simpang Kiri lantaran Ambulance milik RSIA tidak ada minyak.
Menanggapi hal itu, Plh. Direktur RSIA Subulussalam, dr Azman yang dikonfirmasi Serambi mengatakan, dalam melayani pasien pihaknya terlebih dahulu melakukan observasi setelah dilihat perkembangan tidak dapat dilayani maka harus dirujuk. Sebab, sejauh ini belum ada kerjasama dengan dokter spesialis di RSIA Subulussalam. Sehingga segala sesuatu pelayanan yang tidak dapat ditangani oleh dokter umum maka harus dirujuk. Pelayanan yang ada saat ini kata Azman baru dasar. Saat ini, Azman mengaku sedang melakukan pembenahan-pembenahan dan jika sudah selesai maka akan dilakukan kerjasama dengan spesialis.
“Jadi soal pasien melahirkan tadi tidak lagi batasan dokter umum yang melakukan tindakan itu, demi keselamatan pasien harus dirujuk,” terang Azman seraya membantah mobil ambulance tidak ada. Namun yang terjadi karena pihak keluarga meminta dirujuk ke Sidikalang padahal RSIA belum bisa merujuk langsung ke sana kecuali ke Singkil. (kh)
Editor : bakri
Baca Korannya di Bawah :