SUBULUSSALAM - Ketua Komisi B DPRK Subulussalam, Netap Ginting, menilai ada kejanggalan dan indikasi penyimpangan dalam proyek ayam petelur yang dikelola Dinas Peternakan dan Perikanan setempat. Karena itu ia akan mengusulkan kepada pimpinan dewan supaya dibentuk pansus.
“Dewan menilai ada kejanggalan dan indikasi penyimpangan dalam proyek ayam petelur ini,” kata Netap Ginting, kepada wartawan, Kamis (7/7) lalu.
Netap mengatakan, proyek ayam petelur di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam yang anggarannya diplot melalui dana Otonomi khsusu (Otsus) tahun 2010, telah menghasilkan hingga 6.200 butir per hari, dengan harga jual Rp 750/butir. “Anehnya, dana hasil penjualan telur itu tidak disetorkan sebagai PAD,” katanya.(kh)
“Dewan menilai ada kejanggalan dan indikasi penyimpangan dalam proyek ayam petelur ini,” kata Netap Ginting, kepada wartawan, Kamis (7/7) lalu.
Netap mengatakan, proyek ayam petelur di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam yang anggarannya diplot melalui dana Otonomi khsusu (Otsus) tahun 2010, telah menghasilkan hingga 6.200 butir per hari, dengan harga jual Rp 750/butir. “Anehnya, dana hasil penjualan telur itu tidak disetorkan sebagai PAD,” katanya.(kh)
0 Comments
Print this page