SUBULUSSALAM - Sedikitnya 300-an ekor sapi bantuan segera disalurkan Pemko Subulussalam melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) setempat kepada kelompok masyarakat. Jumlah itu merupakan akumulasi bantuan dari dana otonomi khusus (Otsus) dan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) tahun 2011.
“Sekarang yang dari APBA sudah masuk tinggal menunggu bantuan dari otsus, mungkin minggu ini akan masuk,” kata Kadisnakkan drh Jalaluddin kepada Serambi, Senin (25/7) di ruang kerjanya.
Bantuan ternak sapi dari otsus sebanyak 256 ekor sedangkan APBA sebanyak 45 ekor. Bantuan tersebut nantinya bakal diberikan bagi kelompok masyarakat yang tersebar di lima kecamatan yakni, Sultan Daulat, Simpang Kiri, Runding, Penanggalan dan Longkib. Sajuh ini pihaknya sudah melakukan pendataan CPCL. Jalaluddin sendiri mengaku belum dapat memastikan jumlah kelompok calon penerima bantuan. “Mengenai mekanisme nanti kita akan berkoordinasi dengan camat masing-masing karena mereka yang lebih paham potensi daerahnya,” ujar Jalaluddin.
Dikatakan, bantuan sapi yang bersumber dari APBA sudah masuk dan sekarang telah dikarantina di Desa Lae Oram, Kecamatan Simpang Kiri. Jumlah sapi yang dikarantina sebanyak 135 ekor untuk jatah tiga kabupaten kota yakni Subulussalam, Aceh Singkil dan Aceh Selatan. Sedangkan 256 ekor bantuan otsus diperkirakan akan masuk dalam minggu ini atau paling lambat pecan pertama bulan Agustus mendatang. Jalaluddin pun memastikan penyaluran bantuan ternak sapi dapat dilakukan awal bulan ramadhan.
Sementara sejumlah kalangan mengingatkan Pemko Subulussalam melalui dinas terkait agar lebih selektif dalam menyebar bantuan ini sehingga tidak salah sasaran alias menyimpang. Seperti yang disampaikan Sapri TB, warga Sultan Daulat. Menurut Sapri, bantuan harus benar-benar sampai ke warga prasejahtera yang mempunyai kemauan untuk beternak sapi sehingga bantuan tersebut tidak disalahgunakan.
Selain itu, Sapri menyarankan agar tidak memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat yang sebelumnya pernah mendapat bantuan namun tidak memanfaatkan dengan baik. “Jadi penerimanya harus memang orang yang membutuhkan dan ada kemauan untuk memelihara agar jangan sampai setelah diterima lantas dijual. Selain itu sesuaikan juga dengan potensi daerah,” tandas Sapri.(kh)
“Sekarang yang dari APBA sudah masuk tinggal menunggu bantuan dari otsus, mungkin minggu ini akan masuk,” kata Kadisnakkan drh Jalaluddin kepada Serambi, Senin (25/7) di ruang kerjanya.
Bantuan ternak sapi dari otsus sebanyak 256 ekor sedangkan APBA sebanyak 45 ekor. Bantuan tersebut nantinya bakal diberikan bagi kelompok masyarakat yang tersebar di lima kecamatan yakni, Sultan Daulat, Simpang Kiri, Runding, Penanggalan dan Longkib. Sajuh ini pihaknya sudah melakukan pendataan CPCL. Jalaluddin sendiri mengaku belum dapat memastikan jumlah kelompok calon penerima bantuan. “Mengenai mekanisme nanti kita akan berkoordinasi dengan camat masing-masing karena mereka yang lebih paham potensi daerahnya,” ujar Jalaluddin.
Dikatakan, bantuan sapi yang bersumber dari APBA sudah masuk dan sekarang telah dikarantina di Desa Lae Oram, Kecamatan Simpang Kiri. Jumlah sapi yang dikarantina sebanyak 135 ekor untuk jatah tiga kabupaten kota yakni Subulussalam, Aceh Singkil dan Aceh Selatan. Sedangkan 256 ekor bantuan otsus diperkirakan akan masuk dalam minggu ini atau paling lambat pecan pertama bulan Agustus mendatang. Jalaluddin pun memastikan penyaluran bantuan ternak sapi dapat dilakukan awal bulan ramadhan.
Sementara sejumlah kalangan mengingatkan Pemko Subulussalam melalui dinas terkait agar lebih selektif dalam menyebar bantuan ini sehingga tidak salah sasaran alias menyimpang. Seperti yang disampaikan Sapri TB, warga Sultan Daulat. Menurut Sapri, bantuan harus benar-benar sampai ke warga prasejahtera yang mempunyai kemauan untuk beternak sapi sehingga bantuan tersebut tidak disalahgunakan.
Selain itu, Sapri menyarankan agar tidak memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat yang sebelumnya pernah mendapat bantuan namun tidak memanfaatkan dengan baik. “Jadi penerimanya harus memang orang yang membutuhkan dan ada kemauan untuk memelihara agar jangan sampai setelah diterima lantas dijual. Selain itu sesuaikan juga dengan potensi daerah,” tandas Sapri.(kh)