SUBULUSSALAM - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium, Senin (25/7) kembali melanda Kota Subulussalam dan sekitarnya. Dua unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SBPU) yang ada di Kota Subulussalam tampak tidak beroperasi lantaran kehabisan stok premium.
Anehnya, seperti yang terjadi setiap kelangkaan BBM di SPBU, namun persis di sekitar bahkan di depan SPBU justru banyak pedagang BBM eceran menjajakan bensin literan. Akibatnya, agar dapat beroperasi para pemilik kendaraan terpaksa membeli bensin dari kios-kios pengecer yang menjamur di sekitar SPBU. Para pengendara khawatir jika kondisi ini terus berlangsung lama, akan mengganggu transportasi mereka sehari-hari untuk bekerja.
Krisis premium bukan kali pertama dialami warga Kota Subulussalam. Sebab, dalam dua bulan belakangan ini warga Subulussalam selalu mengeluhkan SPBU setempat yang selalu kehabisan stok. Di sisi lain, para pengecer justru bertebaran di sekitar SPBU. Sehingga masyarakat terpaksa membeli dari kios pengecer meskipun harganya lebih tinggi. Pasalnya, premium sangat diperlukan warga untuk beraktivitas sehari-hari.
“Entah bagaimana bensin selalu saja langka, tapi eceran kok banyak,” kata Wilda salah seorang warga Subulussalam. Pantauan Serambi, dua SPBU yang ada di Kota Subulussalam tutup. Bahkan salah satu SPBU di sana tutup total karena kehabisan premium dan solar. Sementara harga bensin di tingkat pengecer dipatok antara Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per liter. “Harganya Rp 7.000 bang, gak bisa kurang karena kami harus bayar uang isi lagi,” kata salah seorang pengecer ketika ditanyai Serambi harga bensin eceran. (kh)
Anehnya, seperti yang terjadi setiap kelangkaan BBM di SPBU, namun persis di sekitar bahkan di depan SPBU justru banyak pedagang BBM eceran menjajakan bensin literan. Akibatnya, agar dapat beroperasi para pemilik kendaraan terpaksa membeli bensin dari kios-kios pengecer yang menjamur di sekitar SPBU. Para pengendara khawatir jika kondisi ini terus berlangsung lama, akan mengganggu transportasi mereka sehari-hari untuk bekerja.
Krisis premium bukan kali pertama dialami warga Kota Subulussalam. Sebab, dalam dua bulan belakangan ini warga Subulussalam selalu mengeluhkan SPBU setempat yang selalu kehabisan stok. Di sisi lain, para pengecer justru bertebaran di sekitar SPBU. Sehingga masyarakat terpaksa membeli dari kios pengecer meskipun harganya lebih tinggi. Pasalnya, premium sangat diperlukan warga untuk beraktivitas sehari-hari.
“Entah bagaimana bensin selalu saja langka, tapi eceran kok banyak,” kata Wilda salah seorang warga Subulussalam. Pantauan Serambi, dua SPBU yang ada di Kota Subulussalam tutup. Bahkan salah satu SPBU di sana tutup total karena kehabisan premium dan solar. Sementara harga bensin di tingkat pengecer dipatok antara Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per liter. “Harganya Rp 7.000 bang, gak bisa kurang karena kami harus bayar uang isi lagi,” kata salah seorang pengecer ketika ditanyai Serambi harga bensin eceran. (kh)