Home » » Bocah Lumpuh di Gendongan Ibu Subulussalam

Bocah Lumpuh di Gendongan Ibu Subulussalam

Written By Ikatan Pelajar Mahasiswa Sultan Daulat on Thursday, July 14, 2011 | Thursday, July 14, 2011


Kasir Manik  (12) bocah malang penduduk Dusun Sejati, Desa Subulussalam, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam yang mengalami cacat fisik saban hari berada di gendongan sang ibu. Foto direkam, Selasa (12/7).
MATAHARI pagi baru saja menyapa Kota Subulussalam, ketika rintik gerimis turun Selasa (12/7) lalu. Seorang wanita tampak dengan amat susah menggendong seorang bocah. Ibu paruh baya itu berjalan menuju ke Persatuan Wartawan Kota (Perwako) Subulussalam yang berjarak beberapa meter dari Kantor Wali Kota.

Wanita paruh baya bernama Samiah (50), penduduk Dusun Sejati, Desa Subulussalam Selatan, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, itu tengah menggendong anak kelimanya, Kasir Manik, yang telah berusia 12 tahun.

Meski usia belasan tahun, Kasir tidak dapat menikmati keceriaan masa kanak-kanak. Ia lumpuh. Tatkala orang lain seusianya sibuk dengan sekolah dan bermain, bocah malang ini justru harus digendong ibunya. “Sejak dari kecil begini, tidak mampu jalan, duduk dan bicara pun tak bisa hanya berbaring atau digendonglah,” cerita Samiah ketika ditanyai Serambi dan sejumlah wartawan.

Berbagai upaya telah dia lakukan untuk penyembuhan sang buah hati. Pengobatan tradisional dan medis telah dilakukan. Kasir juga sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singkil di Gunung Meriah Rimo. Bahkan, lanjut Samiah, atas bantuan pemerintah setempat, Kasmir juga pernah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

“Kemarin ada bantuan dari pemerintah mengobatkan anakku ini ke Banda Aceh tapi di sana juga tidak bisa katanya rujuk ke Medan, jadi saya pulang karena kalau ke Medan kami juga sudah pernah tapi tidak ada perkembangan,” tutur Samiah.

Kini, berbekal sepucuk surat keterangan tidak mampu dan memiliki seorang anak yang cacat, Samiah berkeliling dari kantor ke kantor untuk meminta belas kasihan dari para pejabat. Ia mengaku melakoni pekerjaan peminta-minta sambil menggendong sang anak hingga ke Kabupaten Aceh Singkil. Sehari ia dapat mengumpulkan Rp 50.000 sampai Rp 60.000.(khalidin)
http://aceh.tribunnews.com/news/view/61066/bocah-lumpuh-di-gendongan-ibu
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

Berikan Komentar Anda, Karena Komentar Anda Sangat Kami Harapkan