JAKARTA - Real count kubu Prabowo Subianto–Hatta Rajasa dinilai jauh lebih baik dan siap dibanding kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“ Tak ada masalah dengan real count Kubu Prabowo Hatta didasarkan data hasil perhitungan oleh saksi (form C1) Partai Keadilan Sejahtera yang bertugas di seluruh Indonesia,” kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago, Jumat (11/7/2014).
“Mereka lebih baik dan siap dibanding kubu Jokowi-JK,” kata Pangi. Kubu Prabowo-Hatta menumpukan hitungan real count dari data saksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Meski kubu Jokowi dan JK juga melakukan real count dari data saksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) , menurut Pangi , kader PKS Jauh lebih militan dibanding kader PDIP.
”Meski kita tahu kaderisasi dua partai ini baik, namun PKS memberi pendidikan politik jauh lebih baik bagi kadernya dibanding PDIP ke kadernya. Saya percaya kader PKS mengawal form C1 dengan baik, kecil kemungkinan ada kecurangan,” kata Pangi.
“Buktinya pada Pemilihan Legislatif lalu, para kader ini mengawal suara partai mereka dari awal sampai akhir. PKS akhirnya meraih 6, 9 persen. Jika tak dikawal dengan baik pasti perolehannya di bawah Parlementary Treshold (PT) 3,5 persen,” kata Pangi.
Pangi juga menambahkan bahwa sebagian saksi PKS rela tidak mendapat imbalan dalam mengawal surat suaranya. Padahal menurutnya, tugas saksi berat karena harus bekerja dari pagi sampai malam. “Ini berbeda dengan kader PDIP, meski keduanya sama-sama militant,” katanya.
Pusat Tabulasi Data tim Saksi PKS untuk Prabowo Hatta mengolah data hasil perhitungan oleh saksi (C1) yang bertugas di 470 ribu TPS di 33 provinsi dan 359 kabupaten kota seluruh Indonesia. Sementara ini merilis angka 52,3 persen untuk Prabowo Hatta dan 47,7 persen untuk Jokowi –JK.
Menurut Pangi, real count yang dibuat masing-masing kubu capres bersifat data pembanding .”Data utama tetap data Komisi Pemilihan Umum (KPU),” kata Pangi.
Menurutnya, jika KPU sudah merilis data, semua pihak harus menghargai keputusan itu. Bukan malah menuding bahwa KPU salah hitung. “Kecil kemungkinan KPU bermain curang karena banyak pihak yang terlibat. Mulai dari KPPS, para Saksi, petugas kemanan dan sebagainya,” kata Pangi.
(ful)
copy: Link