GAZA – Militer Israel menggempur dua masjid di Jalur
Gaza lewat serangan udara. Itu menandai akhir hari kelima invasi Israel
ke bumi Palestina tadi malam. Petinggi militer Israel berdalih Hamas
menyembunyikan roket di tempat ibadah tersebut. Itu tentu saja dibantah
keras oleh Hamas. Kelompok pejuang Palestina tersebut menyatakan, Israel
menyerang dua masjid dan mengutuk tindakan biadab tersebut.
”Pengeboman terhadap dua masjid di Gaza pada malam hari menunjukkan
betapa barbarnya musuh kami,” kata Juru Bicara Hamas Husam Badran di
Doha, Qatar, sebagaimana dilansir kantor berita Associated Press tadi
malam.
Menurut Husam, tindakan tersebut memberi mereka hak untuk memperluas balasan terhadap tentara pendudukan Israel.
Pihak militer Israel mengatakan, roket yang disembunyikan di masjid
serupa dengan hampir 700 roket yang telah ditembakkan Hamas kepada
Israel dalam lima hari terakhir. Terkait masjid yang kedua, Israel
sedang melakukan investigasi. Militer Israel telah merilis sebuah foto
udara masjid yang diserang, tepat di samping tempat ibadah lain dan
rumah warga sipil.
Pihak militer Israel juga mengatakan, Hamas, Jihad Islam, dan kelompok
militan Gaza lainnya menyalahgunakan tempat ibadah untuk menyembunyikan
senjata dan membangun terowongan bawah tanah.
”Hamas secara sistematis mengeksploitasi dan menempatkan orang
Palestina di Gaza dalam bahaya. Mereka juga menempatkan posisi di daerah
sipil dan masjid,” klaim Juru Bicara Militer Israel Letnan Kolonel
Peter Lerner.
Karena semakin gentingnya situasi di Gaza, Duta Besar RI untuk Mesir
Nurfaizi Suwandi mengimbau semua relawan dari Indonesia untuk sementara
mengurungkan niat ke Jalur Gaza lantaran kondisi keamanan dan sulitnya
izin masuk ke wilayah bergolak itu.
”Para relawan Indonesia hendaknya tidak berkunjung ke Gaza dalam
kondisi saat ini,” kata Dubes Nurfaizi di Kairo Jumat (11/7) waktu
setempat atau kemarin siang WIB.
Menurut Dubes, dalam kondisi saat ini, pintu perbatasan Rafah yang
menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza ditutup Badan Sandi Negara Mesir
(General Intelligence Service/GIS) dan tidak ada warga yang diizinkan
masuk ke Gaza.
Untuk masuk Gaza, kata Nurfaizi, mereka harus memperoleh izin khusus
dari Kementerian Luar Negeri Mesir dan surat izin tersebut melalui
proses yang cukup lama, yakni memakan waktu lebih dari sebulan.
Pemerintah Mesir mengizinkan keluar dari Gaza hanya bagi korban
luka-luka gara-gara serangan penjajah Zionis Israel untuk menjalani
pengobatan di berbagai rumah sakit di Mesir.
”Pemerintah Mesir juga mengawasi arus masuk ke arah Gaza seiring dengan
diberlakukannya pemeriksaan ketat oleh militer Israel di sekitar
sepuluh titik,” papar Dubes.
Karena itu, kata dia, bantuan yang akan diberikan sebaiknya disalurkan
melalui Bulan Sabit Mesir atau Dubes Palestina di Jakarta. Saat ini ada
21 WNI di Gaza. Sebanyak 19 WNI di antaranya adalah para relawan MER-C
yang sedang membangun rumah sakit di Kota Gaza.
”Semua WNI tersebut saat ini dalam kondisi aman,” ujar Dubes.(mia/AP/c10/kim/jpnn.com)
copy: Link