Home » » Pemasungan Masih Terjadi di Subulussalam Subulussalam

Pemasungan Masih Terjadi di Subulussalam Subulussalam

Written By Ikatan Pelajar Mahasiswa Sultan Daulat on Saturday, July 02, 2011 | Saturday, July 02, 2011


Ibnu Hayan (29), Penduduk Desa Sibuasan, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam yang dipasung gara-gara menderita penyakit jiwa. Foto direkam, Selasa (22/6).SERAMBI/KHALIDIN
SUBULUSSALAM - Praktik pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa hingga kini masih terjadi di Kota Subulussalam. Sulitnya akses menuju ke rumah sakit jiwa (RSJ) serta faktor ekonomi menjadi alasan dilakukan pemasungan.  Seperti yang dialami, Ibnu Hayan (29), Penduduk Desa Sibuasan, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam yang dipasung gara-gara menderita penyakit jiwa. “Sudah empat tahun sakit jiwa, kadang sembuh kadang kumat. Kalau sedang sehat kami lepas tapi pas kambuh harus dipasung kalau tidak merusak,” kata Salbiah (50) ibu kandung Ibnu Hayan kepada Serambi, Rabu (22/6) lalu.

Menurut Salbiah, anak kelima dari hasil perkawinanannya dengan almarhum Arifin Berampu itu mulai mengalami kelainan kejiwaan pada tahun 2004 silam. Namun sakit yang diderita Hayan tidak terus permanen, sewaktu-waktu ia normal.  Jika sedang tidak kumat, Hayan menghabiskan waktunya menulis dan membaca buku apa saja. Bahkan saat ditemui Serambi, Hayan sedang menulis surat. Ketika ditanyai apa yang sedang ditulis, apakah puisi atau surat cinta, Hayan hanya tersenyum.

Begitupun ketika ditanyai kenapa bisa sakit apakah lantaran diputuskan sang pacar, Hayan justru menjawab cuek. “Kalau perempuan, telapak kaki ku pun tidak dia dapat,” seloroh Hayan seraya mengaku ingin berobat ke rumah sakit. Salbiah yang didampingi menantunya Bahrul dan Kepala Desa Sibuasan, Ali Imran, mengatakan sudah mengupayakan pengobatan Hayan ke sejumlah dukun secara tradisional  malah sampai ke Kutacane namun tidak ada perkembangan. Sementara untuk pengobatan medis, janda tua ini mengaku tidak mampu.

Diakui, anaknya pernah berupaya membeli obat penenang ke apotik di Subulussalam namun tidak dapat lantaran tidak ada surat keterangan dari dokter penyakit jiwa. Karena itu, Hayan hanya menjalani pengobatan secara tradisional. Walau belum pernah mencelakai orang lain, Hayan akhirnya dipasung guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Sebab, saat dalam kondisi tidak sadar, Hayan diakui kerap hendak melempar warga. Selain itu, Hayan juga dilaporkan sering merusak meteran listrik warga termasuk meteran rumah orang tuanya. Sehingga pemasungan terpaksa dilakukan.  Hayan dipasung dengan rantai yang cukup besar di sebuah rumah seorang diri dengan hanya beralaskan tikar.(kh)
http://aceh.tribunnews.com/news/view/59485/pemasungan-masih-terjadi-di-subulussalam
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

Berikan Komentar Anda, Karena Komentar Anda Sangat Kami Harapkan