SUBULUSSALAM - Para pejabat di
lingkungan Pemko Subulussalam diingatkan agar tidak takut dikritik pers
melalui pemberitaan sehingga alergi terhadap wartawan. Namun, insan
pers juga diminta bekerja sesuai aturan dan etika jurnalistik.
“Pemerintah atau pejabat jangan sampai sakit hati bila kinerjanya dikoreksi oleh wartawan apalagi sampai alergi dengan kritikan lantaran kritikan sudah menjadi risiko para pemimpin untuk dikritik,’’ kata Wali Kota Merah Sakti saat saat membuka Pelatihan Jurnalistik, Kamis (24/5) di salah satu hotel berbintang di Subulussalam.
Sakti mengakui, secara psikologis orang-orang yang diekpose di media merasa terusik. Namun, kata Sakti, para pejabat di wilayahnya diingatkan jangan sampai seperti cacing kepanasan saat mendapat kritikan di media.
Sakti pun meminta agar ada komunikasi yang sportif dan efektif dibangun dengan pers, begitu sebaliknya. Sebab, menurut politisi partai Golkar ini, jika ada pihak yang dikritik oleh media memiliki hak jawab secara prosudural dan sportifitas.
“Lakukan sesuai aturan, kalau dikritik berikan hak jawab bukan dengan cara kekerasan atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain,” tegas Sakti yang mengaku prihatin terhadap masih adanya pihak yang memperlakukan pers sebagai musuh sehingga melakukan berbagai tindak kekerasan.
Pelatihan diikuti 20 wartawan yang tergabung di tiga wadah, yakni Persatuan Wartawan Kota (Perwako) Subulussalam, Lembaga Komunikasi Wartawan Kota Subulussalam (LKWKS) dan Aliansi Jurnalis Subulussalam (AJASs). Hadir sebagai narasumber Almuniza Kamal dan Frans D dari Biro Humas Setdaprov Aceh dan Erwan Effendi dari Harian Waspada, Medan.(kh)
“Pemerintah atau pejabat jangan sampai sakit hati bila kinerjanya dikoreksi oleh wartawan apalagi sampai alergi dengan kritikan lantaran kritikan sudah menjadi risiko para pemimpin untuk dikritik,’’ kata Wali Kota Merah Sakti saat saat membuka Pelatihan Jurnalistik, Kamis (24/5) di salah satu hotel berbintang di Subulussalam.
Sakti mengakui, secara psikologis orang-orang yang diekpose di media merasa terusik. Namun, kata Sakti, para pejabat di wilayahnya diingatkan jangan sampai seperti cacing kepanasan saat mendapat kritikan di media.
Sakti pun meminta agar ada komunikasi yang sportif dan efektif dibangun dengan pers, begitu sebaliknya. Sebab, menurut politisi partai Golkar ini, jika ada pihak yang dikritik oleh media memiliki hak jawab secara prosudural dan sportifitas.
“Lakukan sesuai aturan, kalau dikritik berikan hak jawab bukan dengan cara kekerasan atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain,” tegas Sakti yang mengaku prihatin terhadap masih adanya pihak yang memperlakukan pers sebagai musuh sehingga melakukan berbagai tindak kekerasan.
Pelatihan diikuti 20 wartawan yang tergabung di tiga wadah, yakni Persatuan Wartawan Kota (Perwako) Subulussalam, Lembaga Komunikasi Wartawan Kota Subulussalam (LKWKS) dan Aliansi Jurnalis Subulussalam (AJASs). Hadir sebagai narasumber Almuniza Kamal dan Frans D dari Biro Humas Setdaprov Aceh dan Erwan Effendi dari Harian Waspada, Medan.(kh)
Editor : hasyim