=====================
Tim Sukses Irwandi Dianiaya
==================================
Laporan: Khalidin | Subussalam
Korban yang juga mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu, mengaku penganiayaan terhadap dirinya terkait keterlibatnnya sebagai anggota tim sukses pasangan kandidat Gubernur/Wakil Gubernur Aceh Irwandi-Muhyan.
Sebelum kejadian, malam ini baliho kandidat yang dia dukung juga dibakar orang yang belum diketahui identitasnya.
"Waktu itu saya sedang belanja di pasar terminal untuk membeli pupuk lantas ada yang menjemput mengajak minum kopi saya pikir benaran rupanya sampai di warung malah dianiaya,” kata Gadis.
Kapolres Aceh Singkil AKBP Bambang Syafrianto yang dikonfirmasi Serambinews.com melalui Kapolsek Simpang Kiri AKP Rahman Manurung, Senin (5/3), membenarkan telah menerima pengaduan dari Ishak alias Gadis terkait kasus penganiayaan.
Polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap korban dan dua saksi. Dari keterangan Gadis, kedua pelaku adalah berinisial H dan B alias K. Keduanya penduduk Aceh Selatan. ”Kasus ini sudah diproses tinggal upaya penangkapan pelakunya,” kata Kapolsek Simpang Kiri. (*)
Ishak Munthe
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM –
Ishak Munthe alias Gadis (35) anggota tim sukses pasangan kandidat
Gubernur/Wakil Gubernur Aceh Irwandi-Muhyan di Kecamatan Sultan Daulat,
Kota Subulussalam mengadu ke Mapolsek Simpang Kiri setelah dianiaya dua
pelaku di sebuah warung kopi, Minggu (4/3) malam.Korban yang juga mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu, mengaku penganiayaan terhadap dirinya terkait keterlibatnnya sebagai anggota tim sukses pasangan kandidat Gubernur/Wakil Gubernur Aceh Irwandi-Muhyan.
Sebelum kejadian, malam ini baliho kandidat yang dia dukung juga dibakar orang yang belum diketahui identitasnya.
"Waktu itu saya sedang belanja di pasar terminal untuk membeli pupuk lantas ada yang menjemput mengajak minum kopi saya pikir benaran rupanya sampai di warung malah dianiaya,” kata Gadis.
Kapolres Aceh Singkil AKBP Bambang Syafrianto yang dikonfirmasi Serambinews.com melalui Kapolsek Simpang Kiri AKP Rahman Manurung, Senin (5/3), membenarkan telah menerima pengaduan dari Ishak alias Gadis terkait kasus penganiayaan.
Polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap korban dan dua saksi. Dari keterangan Gadis, kedua pelaku adalah berinisial H dan B alias K. Keduanya penduduk Aceh Selatan. ”Kasus ini sudah diproses tinggal upaya penangkapan pelakunya,” kata Kapolsek Simpang Kiri. (*)
Editor : ampuh
==================================
Kios Pujasera Subulussalam Jadi Kandang Kambing
==========================================
SUBULUSSALAM
- Sedikitnya 22 unit kios Pusat Jajanan Serba Murah (Pujasera) Lapangan
Beringin, Kota Subulussalam terancam menjadi proyek mubazir lantaran
hingga kini tak satupun berfungsi. Pantauan Serambi, Selasa (6/3), kios
yang dibangun dengan anggaran senilai Rp 1 miliar lebih dari dana
otonomi khusus tahun 2011 itu kini mulai rusak bahkan menjadi kandang
kambing pada malam hari.
Padahal, kios yang sejatinya diperuntukkan bagi para pedagang jajanan di Lapangan Beringin Subulussalam sudah selesai sejak Januari lalu. Kerusakan dipicu lantaran bagian depan kios tersebut terbuka sehingga jangankan manusia, ternak saja bebas berkeliaran. Bahkan saat disambangi, sejumlah kios tampak dihiasi oleh kotoran ternak kambing. “Kalau malam hari jadi kandang kambing karena tidak ada penghuni,” kata salah seorang warga yang enggan namanya dipublikasi.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disprindagkop UKM) Darmansyah yang dikonfirmasi Serambi secara terpisah mengakui kios-kios tersebut belum digunakan karena belum ada ketentuan tarif sewa. “Dua hari lalu sudah dirapatkan mengenai biaya sewa kios itu, jadi sekarang menunggu SK wali kota belum dibuat,” kata Darmansyah.
Darmansyah mengakui bahwa adanya sejumlah komponen bangunan yang telah rusak akibat adanya tangan-tangan jahil yang melakukan perusakan. Ia menyontohkan lantai keramik kios yang hancur dan diduga sengaja diketok dengan martil oleh oknum tidak bertanggungjawab. “Saat saya cek keramik yang rusak itu hancur, saya yakin itu karena sengaja di ketok dengan martil. Ada juga plafon yang rusak itu karena ditusuk pakai kayu,” ujar Darmansyah.
Seperti pernah diberitakan, belasan pedagang di Pujasera Kota Subulussalam mendatangi DPRK Subulussalam, Rabu (1/2) awal bulan lalu. Kedatangan para pedagang kaki lima ini untuk mengadukan keluhan mereka terkait tarif sewa kios milik Disprindagkop UKM yang dinilai terlalu mahal.
Ketua perwakilan pedagang, Medan Rayali menyampaikan biaya sewa kios yang ditetapkan oleh Disprindagkop & UKM sebesar Rp 5 juta per kios per tahun terlalu tinggi mengingat pendapatan mereka belum maksimal. Apalagi, para pedagang di sana kerap mengalami kerugian saat musim penghujan turun. Karena itu, Medan meminta komisi B menyampaikan aspirasi mereka agar tarif terkait diturunkan menjadi Rp 2 juta per kios per tahun.(kh)
Padahal, kios yang sejatinya diperuntukkan bagi para pedagang jajanan di Lapangan Beringin Subulussalam sudah selesai sejak Januari lalu. Kerusakan dipicu lantaran bagian depan kios tersebut terbuka sehingga jangankan manusia, ternak saja bebas berkeliaran. Bahkan saat disambangi, sejumlah kios tampak dihiasi oleh kotoran ternak kambing. “Kalau malam hari jadi kandang kambing karena tidak ada penghuni,” kata salah seorang warga yang enggan namanya dipublikasi.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disprindagkop UKM) Darmansyah yang dikonfirmasi Serambi secara terpisah mengakui kios-kios tersebut belum digunakan karena belum ada ketentuan tarif sewa. “Dua hari lalu sudah dirapatkan mengenai biaya sewa kios itu, jadi sekarang menunggu SK wali kota belum dibuat,” kata Darmansyah.
Darmansyah mengakui bahwa adanya sejumlah komponen bangunan yang telah rusak akibat adanya tangan-tangan jahil yang melakukan perusakan. Ia menyontohkan lantai keramik kios yang hancur dan diduga sengaja diketok dengan martil oleh oknum tidak bertanggungjawab. “Saat saya cek keramik yang rusak itu hancur, saya yakin itu karena sengaja di ketok dengan martil. Ada juga plafon yang rusak itu karena ditusuk pakai kayu,” ujar Darmansyah.
Seperti pernah diberitakan, belasan pedagang di Pujasera Kota Subulussalam mendatangi DPRK Subulussalam, Rabu (1/2) awal bulan lalu. Kedatangan para pedagang kaki lima ini untuk mengadukan keluhan mereka terkait tarif sewa kios milik Disprindagkop UKM yang dinilai terlalu mahal.
Ketua perwakilan pedagang, Medan Rayali menyampaikan biaya sewa kios yang ditetapkan oleh Disprindagkop & UKM sebesar Rp 5 juta per kios per tahun terlalu tinggi mengingat pendapatan mereka belum maksimal. Apalagi, para pedagang di sana kerap mengalami kerugian saat musim penghujan turun. Karena itu, Medan meminta komisi B menyampaikan aspirasi mereka agar tarif terkait diturunkan menjadi Rp 2 juta per kios per tahun.(kh)
Editor : bakri