LSM Berkah Minta Pemko Subulussalam Awasi BBM
SUBULUSSALAM - Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) Berkah mengharapkan Pemerintah Kota Subulussalam tidak
hanya mengawasi minyak tanah (Mitan) bersubsidi namun pengawasan juga
perlu dilakukan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) baik premium maupun
solar. Pasalnya, kelangkan BBM hingga kini masih melanda Kota
Subulussalam dan sangat meresahkan masyarakat setempat.
“Mesti ada tim yang turun untuk menangani masalah mitan bersubsidi dan BBM bersubsidi ini jangan sampai diselewengkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan pribadi,” kata Ketua LSM Berkah Subulussalam, Sahril Tinambunan, kepada Serambi, Sabtu (14/1).
Menurut Sahril, hingga kini masyarakat Subulussalam masih sulit mendapatkan bensin maupun solar. Sayangnya, pemerintah setempat maupun pihak Pertamina terkesan tutup mata. “Sampai sekarang susah mendapatkan bensin di SPBU, masuk pagi malamnya sudah kosong,” kata Sahril.
Sebelumnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi B DPRK Subulussalam terungkap kelangkaan BBM di Kota Subulussalam diduga adanya spekulan termasuk ulah sejumlah pengecer yang ditengarai bebas membeli BBM di Stasiun pengisian Bahan k(SPBU) dengan modus mengantri menggunakan sepeda motor bertangki besar atau mobil.
Tindakan ini dilakukan untuk menyiasati larangan pembelian berjeregen di SPBU. Setelah selesai mengisi bensin, para pengecer tersebut menyedot bensin dari tangki dan memasukkan bensin ke jerigen di luar SPBU kemudian mereka antri kembali.
Selanjutnya, bensin yang dikuras dari tangki kendaraan dipasarkan kembali kepada pengendara dengan harga lebih tinggi. Karenanya, bensin tetap tersedia di kios pengecer maeskipun di SPBU kosong.(kh)
“Mesti ada tim yang turun untuk menangani masalah mitan bersubsidi dan BBM bersubsidi ini jangan sampai diselewengkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan pribadi,” kata Ketua LSM Berkah Subulussalam, Sahril Tinambunan, kepada Serambi, Sabtu (14/1).
Menurut Sahril, hingga kini masyarakat Subulussalam masih sulit mendapatkan bensin maupun solar. Sayangnya, pemerintah setempat maupun pihak Pertamina terkesan tutup mata. “Sampai sekarang susah mendapatkan bensin di SPBU, masuk pagi malamnya sudah kosong,” kata Sahril.
Sebelumnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi B DPRK Subulussalam terungkap kelangkaan BBM di Kota Subulussalam diduga adanya spekulan termasuk ulah sejumlah pengecer yang ditengarai bebas membeli BBM di Stasiun pengisian Bahan k(SPBU) dengan modus mengantri menggunakan sepeda motor bertangki besar atau mobil.
Tindakan ini dilakukan untuk menyiasati larangan pembelian berjeregen di SPBU. Setelah selesai mengisi bensin, para pengecer tersebut menyedot bensin dari tangki dan memasukkan bensin ke jerigen di luar SPBU kemudian mereka antri kembali.
Selanjutnya, bensin yang dikuras dari tangki kendaraan dipasarkan kembali kepada pengendara dengan harga lebih tinggi. Karenanya, bensin tetap tersedia di kios pengecer maeskipun di SPBU kosong.(kh)
Editor : bakri