Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Subulussalam (AMPES) melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Senin (30/5). Mereka mendesak Walikota Subulussalam untuk tidak terlalu ketagihan pergi keluar kota, karena proses pelayanan publik didaerah itu, menjadi tidak maksimal. SERAMBI/BUDI FATRIA
Sekitar pukul 09.30 WIB, massa laki-laki dan perempuan berusia sekira 20-an ke atas berkumpul di bundaran Simpang Lima. Mereka membawa spanduk dan poster, di antaranya bertuliskan, “Bebaskan Rakyat Subulussalam dari Gizi Buruk”, “Pemko Subulussalam Mandul”, dan “Masyakarat tidak butuh Janji tapi Bukti”. Dalam aksi itu pendemo juga turut serta membawa tiga ekor ayam potong yang bulunya sudah diwarnai.
Koordinator Lapangan (Korlap), Sabirin mengatakan, demo yang dilakukan kemarin merupakan kritikan selama dua tahun masa kepemimpinan Wali Kota dan Waki Wali Kota Subulussalam, Merah Sakti SH dan Affan Alfian Bintang SE yang dinilai gagal. Serta berharap dengan dilakukan aksi itu, Kota Subulussalam berkembang dan perekonomiannya pun meningkat.
Dalam orasinya, Sarbini menyebutkan sembilan tuntutan yang mereka ajukan kepada Pemko Subulussalam. Yakni meminta Wali Kota dan Wakilnya agar tidak sering ke luar kota, tidak memperpanjang izin perusahaan perkebunan PT Mitra Sejati Sejahtera Bersama (MSSB), melakukan mutasi sejumlah SKPK yang tidak berkinerja baik, serta menutup kuliah kelas jarak jauh dan membuka universitas negeri.
“Kita juga meminta kepada Pemko agar desa-desa yang belum teraliri listrik di Subulussalam segera dialiri listrik seperti di Desa Panji, Longkib, Oboh, Siperkas, dan Darussalam. Hari ini kami ada sembilan tuntutan. Jika tuntutan kami ini tidak didengar. Maka kami akan menggerakan massa lebih banyak lagi dan melakukan demo di Kota Subulussalam,” kata Sabirin.
Dari amatan Serambi di lokasi, saat aksi dilakukan sempat terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar kawasan Simpang Lima. Namun masalah itu cepat teratasi setelah sejumlah petugas Satlantas dari Polresta Banda Aceh tiba di lokasi dan menormalkan kembali lalu lintas di kawasan itu.
Sekitar pukul 11.00 WIB pendemo membubarkan dirinya sambil menutup aksi mereka dengan membakar kardus dan poster yang dibawa mereka. Kemudian api itu pun tak lama dipadamkan petugas keamanan. (c47)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.