Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menilai keputusan pemerintah
yang akan menaikkan harga BBM menjadi yang pertama kali dalam sejarah
Indonesia, di mana kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan di saat harga
minyak dunia justru sedang terjun bebas.
Apa yang direncanakan pemerintah Jokowi tersebut di luar prediksi
mantan Dirjen Migas itu. Pasalnya, selama ini pemerintah justru
menurunkan harga BBM saat harga minyak dunia juga turun.
Contohnya, China yang menurunkan harga jual BBM di SPBU pada 1
November lalu. Ini adalah ketujuh kalinya sejak Juli China menurunkan
harga BBM-nya karena harga minyak mentah internasional terus merosot.
“Memang indikator perubahan harga BBM itu ada dua, selain harga
minyak dunia juga karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS), tapi ini tidak relevan,” tegasnya.
Dirincikannya, selisih harga minyak dari yang tercantum di APBN-P
2014 dengan harga minyak sekarang yang ada di kisaran US$ 74,29 per
barel sebesar 30 persen. Sementara di sisi lain. Pelemahan nilai tukar
rupiah dijelaskannya sebesar 5 persen.
“Kalau di-balance itu masih ada sisa penurunan 25 persen.
Ini kemana? Jadi saya perkirakan pemerintah akan menurunkan, ternyata
malah tidak,” papar mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia tersebut.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo diminta untuk lebih transparan
terkait berapa harga minyak sebenarnya dan memaparkan alasan kenaikan
harga BBM kepada masyarakat.
Note: Situs Web Asli