Home » » Berita Kota Subulussalam Tanggal 12 April 2012. Terbaru

Berita Kota Subulussalam Tanggal 12 April 2012. Terbaru

Written By Ikatan Pelajar Mahasiswa Sultan Daulat on Thursday, April 12, 2012 | Thursday, April 12, 2012

Telekomunikasi Di Terganggu, Listrik Padam

Laporan : Khalidin

SUBULUSSALAM -  Gempa 8,5 SR yang terjadi sekitar pukul 15.38 WIB, yang berpusat di Simeuleu, Rabu (11/4/2012) tidak menyebabkan kerusakan bangunan atau fasilitas umum di Kota Subulussalam. Hal itu disampaikan Kapolres Aceh Singkil AKBP Bambang Syafrianto yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Simpang Kiri AKP Rahman Manurung yang ditanyai Serambinews.com.

AKP Manurung mengaku sudah menurunkan anggotanya untuk memantau wilayah Kecamatan Simpang Kiri dan sejauh ini tidak ditemukan korban maupun kerusakan akibat gempa bumi yang mengguncang daerah ini.”Sudah saya turunkan anggota ke lapangan dan sampai sekarang tidak ada kerusakan dan korban,” kata Kapolsek AKP Manurung.

Meski tidak ada kerusakan namun fasilitas listrik milik PLN sempat padam akibat gempa. Selain itu telekomunikasi juga terganggu pasca guncangan gempa hebat. Salah seorang warga Ny.Herlina (28) mengatakan semua warga yang ada dirumah saat itu keluar rumah untuk menghindari hal-hal tak diinginkan. Herlina mengakui mereka cukup kaget ketika digoyang gempa yang begitu kuat terjadi dan bertahan hingga dua menit. (*)

--------

Pantau Komunikasi Relawan RAPI Yang Bertugas dilapangan pasca gempa di SerambiFM 90.2.Mhz

Editor : mufti
 
 
Gempa Aceh Adalah Gempa Kembar

Jakarta-Gempa yang terjadi di Provinsi Aceh Nangroe Darussalam, Rabu (11/4/2012) sore, ternyata bukan satu gempa utama yang diikuti dengan sejumlah gempa susulan. Rangkaian gempa itu merupakan dua gempa utama.

"Gempa kemarin sebenarnya gempa kembar. Jadi ada dua gempa utama," kata Danny Hilman Natawijaya, pakar geologi dan palaeotsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Gempa pertama terjadi pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 8,5 skala Richter. Pusat gempa pada kedalaman 10 km, berjarak 346 km barat daya Kabupaten Simeuleu.

Adapun gempa kedua terjadi pada pukul 17.43 WIB dengan kekuatan 8,1 skala Richter. Pusat gempa punya kedalaman 10 km dan berjarak 483 km barat daya Simeuleu. "Lokasi pusat gempa keduanya memang berdekatan, semua berpusat di luar zona subduksi," kata Danny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/4/2012).

Akibat dua gempa yang terjadi kemarin, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi terjadinya tsunami. Peringatan tsunami diakhiri pukul 19.45 WIB.

Tsunami memang terjadi setelah gempa besar pertama, meskipun dalam intensitas kecil. Berdasarkan informasi BMKG, tsunami terjadi di Meulaboh setinggi 80 cm pukul 17.00 dan di Sabang setinggi 6 cm pukul 17.04.

Tsunami besar tidak terjadi sebab gempa lebih dipicu oleh gerakan sesar miring (oblique) dan di luar zona subduksi. Tsunami besar bisa terjadi bila pusat gempa di zona subduksi dan gerakan sesar vertikal. Hingga saat ini, telah ada 28 gempa susulan yang terjadi akibat dua gempa yang terjadi kemarin. [003-kompas.com]


 

Usai Gempa, 3 Bendera GAM Berkibar di Aceh
Jakarta-Tiga bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dikibarkan Orang Tak Dikenal (OTK) di Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Kamis (12/4/2012). Belum diketahui pelaku maupun motif tindakan tersebut.

Informasi yang dihimpun detikcom, bendera bergambar bulan bintang itu dinaikkan di tengah sawah di Desa Ulee Meuria, Simpang Cot Matahe, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, sekitar pukul 05.00 WIB. Bendera tersebut ditemukan seorang petani yang hendak pergi kesawah.

Setelah mendapat laporan warga, polisi bergerak cepat. Sekitar pukul 10.00 WIB, tiga bendera tersebut diturunkan anggota polsek setempat.

Kapolsek Syamtalira Bayu, Iptu Hendro, belum bisa dikonfirmasi. Ponselnya aktif tapi si pemilik tidak mengangkat saat ditelepon. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.
Saat ini, tiga bendera tersebut sudah diamankan di Mapolsek Syamtalira Bayu. [003-detik.com

 
 
Firasat Gus Dur Jelang Tsunami Aceh, Mukafi Niam
Jakarta-26 Desember 2004 pagi yang cerah di Aceh tiba-tiba saja menjadi bencana mengerikan ketika gelombang besar dari laut atau tsunami meluluhlantakkan segala hal yang ada dibibir pantai. Ratusan ribu nyawa melayang dan nasib ratusan ribu rakyat lainnya mengenaskan akibat kehilangan harta benda dan keluarga yang menopang hidup.

Ditempat lain beberapa minggu sebelumnya, tepatnya di Masjid Agung Demak, H Sulaiman, asisten Gus Dur diperintahkan melalui telepon untuk membuka-buka Al Qur’an dan membaca ayat tepat di halaman yang dibuka tersebut.

Halaman yang terbuka waktu itu adalah surat Nuh, yang menceritakan tentang banjir besar yang melanda dan menghabiskan umat nabi Nuh yang ingkar terhadap Allah.

Sulaiman pun bertanya kepada Gus Dur tentang makna atas surat dalam Al Qur’an yang dibacanya tersebut. “Akan ada bencana besar yang menimpa Indonesia,” kata Gus Dur, tetapi tidak menyebutkan secara detail dimana dan kapan, serta bentuk bencananya seperti apa. Sulaiman pun terdiam mendengan penjelasan tersebut dan tidak banyak berkomentar.

Benar saja, tak berselang lama, tsunami yang diakibatkan oleh gempa berkekuatan 8.9 skala richter, yang berkolasi di Samudera Indonesia, 32 km di dekat Meulaboh Aceh menghebohkan dunia dan menimbulkan korban lebih dari 200 ribu jiwa.

Kesedihan pun melanda bangsa Indonesia, dan secara bersama-sama semuanya bahu-membahu memberikan bantuan yang diperlukan sesuai dengan kemampuannya masing-masing untuk mengurangi penderitaan para korban serta melakukan upaya pemulihan.

Setelah kejadian tersebut, Sulaiman kembali mendiskusikan masalah bacaan surat Nuh dan bencana tsunami Aceh dengan Gus Dur.
“Ini merupakan peringatan Allah bagi orang Aceh dan bangsa Indonesia,” katanya.

Konflik di Aceh berupa keinginan sebagian masyarakat untuk memisahkan diri dari NKRI telah menimbulkan ribuan korban nyawa selama puluhan tahun. Berbagai upaya penyelesaian telah dilakukan, tetapi tak membuahkan hasil dan rakyat terus menderita. Masing-masing pihak tidak mau berkompromi untuk kepentingan rakyat banyak.

Peringatan dari Allah ternyata manjur.  Upaya mediasi yang sebelumnya sulit dilakukan ternyata bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan perjanjian damai yang berlangsung sampai saat ini. [003-nu.or.id]
 
 
 
 
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

Berikan Komentar Anda, Karena Komentar Anda Sangat Kami Harapkan