Kabag
Ops Polres Aceh SIngkil Sutan Siregar berdialog dengan perwakilan
pengunjukrasa agar tetap tenang dan menyelesaikan permasalahan dengan PT
Asdal secara msuyawarah, Selasa (24/1). SERAMBI/KHALIDIN
Pantauan Serambi di lapangan, para pendemo yang terdiri dari masyarakat, mahasiswa, pemuda dan LSM itu memasang tenda persis di depan pintu gerbang PT Asdal sehingga hanya dapat dilintasi kendaraan roda dua.
Selain itu, pendemo yang dikawal sekitar 150 personel polisi itu juga menyandera dua kendaraan milik PT Asdal sebagai jaminan perusahaan tersebut untuk merealisasikan janji-janjinya. Dua truk yang disandera masing-masing armada untuk karyawan serta anak sekolah. Salah satu truk yang disandera adalah BL 8582 R.
Koordinator aksi yang juga ketua LSM Lepasp, Andong Maha menyatakan penyanderaan dua truk milik PT Asdal tidak mengganggu karena perusahaan tersebut masih ada sejumlah truk lainnya. “Cuma dua truk yang kami sandera, kendaraan mereka masih banyak kok jadi tidak akan menganggu,” kata Andong.
Dalam orasinya, massa menuntut agar PT Asdal yang merupakan perkebunan tertua di Kota Subulussalam segera merealiasikan sejumlah jani-janjinya seperti bantuan 25.000 keping batu bata ke Masjid Jambi Baru, dana pembangunan Masjid Desa Suka Maju, pengembalian uang senilai Rp 70 juta, dan humas perusahaan diangkat dari masyarakat setempat.
Selain itu, pendemo juga menuntut agar PT Asdal mengembalikan lahan masyarakat yang diklaim telah digarap oleh perusahaan tersebut, serta meminta pertanggungjawaban dari Humas PT Asdal, Johan yang dilaporkan melakukan pemukulan terhadap warga Desa Lae Langge akhir 2011 lalu.
Warga juga menilai kalau dari 5.047 Ha luas HGU dan diklaim hanya 1.955 Ha produktif oleh perusahaan, hanya akal-akalan saja. “PT Asdal pembohong, usir Edison, usir Edison,” teriak warga dalam yelyelnya.
Di tengah aksi demo yang mulai memanas, pihak kepolisian yang melakukan pengawalan terpaksa mengamankan Humas PT Asdal, Johan guna menghindari hal-hal tak diinginkan. Pasalnya, sang humas masih nekat berdiri di hadapan para pendemo, padahal ia, menurut warga, telah melakukan pemukulan terhadap masyarakat.
Berdasarkan catatan Serambi, sengketa perkebunan PT Asdal dengan masyarakat sekitar sudah lama mengemuka namun tidak pernah ada penyelesaian. Berbagai persoalan yang menjadi pemicu konflik seperti masalah sengketa lahan, UMR, rekrutmen tenaga kerja, Jamsostek karyawan, CSR serta sejumlah persoalan lain. Masalah ini sendiri sebelumnya sudah pernah dimediasi oleh komisi B DPRK Subulussalam namun tetap tidak ada realisasi sehingga puncaknya masyarakat menggelar aksi demonstrasi.(kh)
Editor : bakri
#1 | andongmaha | Selasa, 31 Januari 2012 14:30 WIB | Reply
mari bersama-sama kita
perjuangkan... sebenarnya kami sudah lelah dalam hal ini, karena mereka
sudah memperolok-olok kita, bukan masyarakat saja, akan tetapi sudah
memperolok-olok lembaga eksekutip dan legislatip......
#2 | izal Guba | Kamis, 26 Januari 2012 13:21 WIB | Reply
Ayo Masyarakat kampong ku,,
Tunjukkan Ispirasi mu,,,,
Raih Hak dan Aksimu,,,
Karna Engkau adalah Harapan Setempat bagi kami,,
Yng penting tunjukan Sifat Yg terpuji bagi Daerah Kita,,,,,,,,,,,,,
Ku Banga untuk kalian semunya yang telah Ikut,
#3 | Tinambunan | Rabu, 25 Januari 2012 12:56 WIB | Reply
ayo masyarakat sultan daulat jangan
mau menjadi penonton di kampung anda sendiri, dengan di jajah orang
kapitalisme yang hanya mementingkan diri sendiri. mari kita lawan
penjajahan masa kini itu
#4 | azhar | Rabu, 25 Januari 2012 10:50 WIB | Reply
ayo kepada masyrakat, lsm, pemudan
dan mahasiswa sultan daulat kota subulussalam maju terus tegakkan
kebenaran demi mempertahankan hak-hak masyarakat kita semua akan
mendukung perjuangan yang telah dilakukan. kepada PT. APL tolong
perhatikan hak-hak masyarakat jangan hanya mau enaknya saja.... berapa
banyak hasil bumi yang telah perusahaan kuras dari bumi sultan daulat.