Berbahaya 'Mengubur' Korban Petir di Lumpur
KEPALA Puskesmas Penanggalan, dr
Syarifin Usman Kombih yang menangani delapan warga Subulussalam yang
jadi korban sambaran petir mengatakan, kondisi para korban semakin
membaik meski lima di antaranya tergolong parah sehingga harus menjalani
rawat inap. “Tiga korban sudah diperbolehkan pulang,” kata Syarifin
yang dihubungi Serambi, Rabu kemarin.
Menurut Syarifin, kelima korban yang sempat kritis dipastikan berangsur pulih setelah pasien buang air kecil (kencing). Secara medis, menurut Syarifin, korban sambaran petir atau kesetrum bisa dipastikan pulih jika sudah kencing. “Kalau korban kesetrum belum bisa kencing, tetap diopname sampai bisa kencing,” katanya.
Mengenai kebiasaan turun temurun di masyarakat yang menanam (mengubur) dalam lumpur korban sambaran petir agar tidak kepanasan, menurut Syarifin belum ada suatu anjuran medis menyangkut kebiasaan itu.
Secara medis, kata Syarifin, pasien korban petir justru harus dipanasin. “Sebab jika ditanam dalam lumpur bisa berakibat fatal terhadap korban yang mengalami luka karena bisa menimbulkan infeksi tetanus,” kata Kepala Puskesmas Penanggalan.(khalidin)
Menurut Syarifin, kelima korban yang sempat kritis dipastikan berangsur pulih setelah pasien buang air kecil (kencing). Secara medis, menurut Syarifin, korban sambaran petir atau kesetrum bisa dipastikan pulih jika sudah kencing. “Kalau korban kesetrum belum bisa kencing, tetap diopname sampai bisa kencing,” katanya.
Mengenai kebiasaan turun temurun di masyarakat yang menanam (mengubur) dalam lumpur korban sambaran petir agar tidak kepanasan, menurut Syarifin belum ada suatu anjuran medis menyangkut kebiasaan itu.
Secara medis, kata Syarifin, pasien korban petir justru harus dipanasin. “Sebab jika ditanam dalam lumpur bisa berakibat fatal terhadap korban yang mengalami luka karena bisa menimbulkan infeksi tetanus,” kata Kepala Puskesmas Penanggalan.(khalidin)
Editor : bakri