SUBULUSSALAM - Sepekan bulan puasa Ramadhan 1432 hijriah, omset pedagang sembilan bahan pokok di pasar tradisional Terminal Terpadu Subulussalam mengalami penurunan. Kondisi ini diduga lantaran sebahagian ibu rumah tangga (IRT) di sana menyiapkan sejumlah kebutuhan sembako dengan cara arisan atau dalam istilah setempat julo-julo.
Seperti disampaikan Anto Manik (35) salah seorang pedagang sembako di pasar tradisional Subulussalam yang ditanyai Serambi, Jum’at (5/8) lalu. Anto mengatakan, setiap awal Ramadhan omsetnya mengalami penurunan dari biasanya Rp 30 sampai Rp 50 juta menjadi hanya Rp 15 juta per hari.
Ia menduga menurunnya penjualan sembako tersebut karena sebagian ibu rumah tangga telah mempersiapkan kebutuhan memasuki bulan Ramadhan seperti dengan cara arisan. “Jadi banyak ibu-ibu yang main julo-julo sehingga untuk awal puasa mereka masih punya stok,” ujar Anto.
Biasanya, lanjut Anto, penjualan sembako kembali meningkat dua minggu sebelum Lebaran. Sebab, saat itu warga ramai membeli kebutuhan untuk stok menyambut hari raya idul fitri seperti keperluan membuat kue dan lainnya.
Secara terpisah, Ummi Amirin, salah seorang ibu rumah tangga mengakui bahwa selama ini dia selalu mengikuti arisan selama sebelas bulan. Uang arisan tersebut dikumpul untuk dibelikan kebutuhan pokok menyambut bulan puasa. Menjelang puasa, kata Ummi, mereka sudah mempunyai persiapan kebutuhan sembako sehingga tidak perlu khawatir. “Itu rutin kami lakukan, setiap minggu kami nyetor untuk arisan, hasilnya buat kebutuhan puasa,” ujar Ummi.(kh)
Seperti disampaikan Anto Manik (35) salah seorang pedagang sembako di pasar tradisional Subulussalam yang ditanyai Serambi, Jum’at (5/8) lalu. Anto mengatakan, setiap awal Ramadhan omsetnya mengalami penurunan dari biasanya Rp 30 sampai Rp 50 juta menjadi hanya Rp 15 juta per hari.
Ia menduga menurunnya penjualan sembako tersebut karena sebagian ibu rumah tangga telah mempersiapkan kebutuhan memasuki bulan Ramadhan seperti dengan cara arisan. “Jadi banyak ibu-ibu yang main julo-julo sehingga untuk awal puasa mereka masih punya stok,” ujar Anto.
Biasanya, lanjut Anto, penjualan sembako kembali meningkat dua minggu sebelum Lebaran. Sebab, saat itu warga ramai membeli kebutuhan untuk stok menyambut hari raya idul fitri seperti keperluan membuat kue dan lainnya.
Secara terpisah, Ummi Amirin, salah seorang ibu rumah tangga mengakui bahwa selama ini dia selalu mengikuti arisan selama sebelas bulan. Uang arisan tersebut dikumpul untuk dibelikan kebutuhan pokok menyambut bulan puasa. Menjelang puasa, kata Ummi, mereka sudah mempunyai persiapan kebutuhan sembako sehingga tidak perlu khawatir. “Itu rutin kami lakukan, setiap minggu kami nyetor untuk arisan, hasilnya buat kebutuhan puasa,” ujar Ummi.(kh)
Editor : bakri